Saya menuliskan pernyataan dari Bertalt Bracht berikut ini di timeline saya:
Buta yang terburuk adalah buta politik. Dia tidak mendengar, tidak
berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak
tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya
sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik.
Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan
membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu
tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak
terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk,
rusaknya perusahaan nasional dan multinasional. Bertalt Bracht (Penyair
Jerman)
Mari melek politik!
---
Ada yang bertanya:
wis
serem... kalo bedanya politik sama strategi apa pak??? setau saya sih
kalau Rasululloh saw. dan Pejuang di belahan bumi Asia istilah yang digunakan
adalah Strategi, mulai dari strategi perang, strategi ekonomi sampei
sosial, dan strategi itu menggunakan adab, etika dan panduan... kalau
politik sy tidak tau apakah ada etikanya atau sekedar untuk mencapai
tujuan bagaimanapun caranya...
---
Jawaban saya:
AFAIK,
strategi itu kepanjangan dari politik. Strategi menjangkau sesuatu yang
lebih spesifik dari politik. Betul itu, contohnya ada strategi perang,
strategi ekonomi, dll.
Politik secara definisi banyak siy artinya, macam-macam dari banyak ilmuwan. Yg saya suka dan tampak mengena adalah:
(1)Sbg usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(2)Sbg suatu hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
(3) Merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
(4) politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Jadi, politiknya sendiri tidak masalah (saya yakin ini). Yg masalah itu adalah manusia pelakunya. The man behind the gun-nya ....
Mudah2an masyarakat kita semakin tercerahkan pengetahuan politiknya,
agar semua proses politik yg terjadi ditengah-tengah masy itu juga
cerah, dan pada gilirannya terlahir pula pemimpin politik yg
mencerahkan, jujur dan amanah. #Semoga
--
Ada yang respon lagi:
Jika
istilah Politik itu muncul saat Kekaisaran Roma membentuk Senat, maka
saya lebih suka ketika Conan the barbarian memukulkan Kapaknya diatas
meja Senat, dan ketika william wallace memaki para bangsawan skotland
yang rame berdebat, meskipun karena politik william wallace jadi korban...
dan saya lebih memilih jaman Rasululloh sampe Khalifah Umar bin Khatab
dibanding setelahnya yang sudah melakukan sistem pemilihan... kami
Rindukan Amirul Mukminin yang takut pada Tuhan bukan pada para
pendukungnya apalagi pada data2 survei2 apalah... hehehe...
---
Berikut ini jawaban saya:
Setuju,
dan benar sekali. Kita (ummat Islam) punya romantisme sejarah terhadap
kehidupan sosial di masa Rasulullah SAW. Pertanyaannya adalah, bagaimana
mentransformasi nilai-nilai yang kita rindukan itu dalam konteks
kekinian? ke dalam konteks bernegara kita saat ini?
Mau
tidak mau, suka tidak suka, kebijakan, keputusan atau perangkat apapun
yang ditujukan sebagai aturan bersosial, dibuat oleh lembaga-lembaga
politik. Dalam sudut pandang inilah, himbauan untuk melek politik
menjadi sebuah keniscayaan.
Masa
bodoh, apatis, cuek, ataupun anti politik sungguh bukanlah pilihan yg
tepat untuk diambil saat ini, jika kepentingan masyarakat tidak ingin
terus tergadaikan di tangan-tangan 'yang kotor'... #Merdeka
http://www.fersus.com/2014/01/buta-yang-terburuk-adalah-buta-politik.html
EmoticonEmoticon